Foto by: adji kembara
Raut wajahmu di benakku
Menari-nari sambil tersenyum
Menggodaku
** Sia-sialah lari darimu
Ruang jiwaku hampa kelabu
Meninggalkanmu, melupakanmu
Sungguh hati tak mampu
Reff:
Semakin malam, smakin mendalam
Bayang-bayangmu menghantuiku
Semakin jauh, smakin merindu
Daya pikatmu luar biasa
Bridge:
Begitu dekat setiap saat
Selalu ada iringi langkah...
Back to: **, reff (2X), bridge
****Cat.: Lagu pop balada ini saya buat saat berada di atas kereta eksekutif Taksaka yang melaju dari Stasiun Gambir Jakarta pada malam hari menuju Stasiun Tugu Jogja, 19 November 2010. Sewaktu kantuk menyerang, mata mulai terpejam tapi jiwa tak jua lelap. Bukan karena terganggu oleh kehadiran penumpang yang berdiri (tidak mendapatkan duduk) di bagian belakang dan ruang antargerbong padahal semestinya tidak begitu, melainkan karena wajah seseorang hadir mengisi khayalan.
Lagu ini menceritakan seseorang yang berusaha lari dari perhatian, kasih sayang, dan cinta dari seseorang (entah itu pasangan hidupnya, kekasihnya, mutiara hati, atau bahkan masa lalunya). Namun ternyata dia tak kuasa karena begitu kuat daya pikat orang yang ditinggalkannya itu. Akhirnya dia berjanji tak ingin lari lagi dari harapan orang yang kerap membayangi setiap langkahnya itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar