Lirik/lagu by: adji kembara tropis
Foto by: ridho
*Sekalipun
RIBUAN kilometer harus ku tempuh
Menggugah
RASAMU
Menyentuh
RELUNGMU
**Sekalipun
PULUHAN tahun harus menunggu.
Hingga
terbuka pintu hatimu untukkku.
Bridge:
Akan
ku jalani
Pasti
ku lampaui
Reff:
Tak
berhenti BERHARAP, kau cintai diriku
Ku
yakin suatu hari nanti, kau jadi milikku
Tak
berhenti BERMIMPI, kau dampingi hidupku
Melukis
hari-hari sampai di ujung waktu…
Back
to: *, **, reff 3X (naik satu oktaf)
*********************************
Cat.:
Lagu bergenre popslow lirih ini terispirasi dari kisah nyata seorang perempuan
bernama RANUM (38) yang sudah menikah dengan JAKA (42) dan dikaruniai 2 anak.
Namun sebenarnya Ranum tak pernah mencintai Jaka sedikitpun. Sampai detik ini,
dia masih mencintai KAHAR (40) dalam hatinya dan berharap KAHAR suatu saat
yang mendampingi sisa hidupnya.
Rahasia
terbesarnya itu dia pendam puluhan tahun. Sampai suatu malam usai Shalat
Tahajud, Ranum mengadukan jeritan hatinya kepada Allah SWT dalam doa. Tanpa
sepengetahuannya, Jaka yang baru pulang lembur kerja, mendengarkan doa tak
biasa istri tercintanya itu. Bagai disambar petir di siang bolong, Jaka kaget
setengah mati dan tak menyangka Ranum yang mendampinginya selama ini tak
pernah mencintainya sedikitpun.
Singkat
cerita, Jaka pergi mendaki gunung dengan membawa segenap luka hati. Dia didampingi AMIR
(30) seorang pemandu, warga lokal. Cuaca buruk saat itu, angin kencang dari pos
pertama. Jaka tetap memaksakan diri sampai di puncak pagi hari. Setibanya di
puncak, Jaka meminta Amir pulang karena nanti dia akan turun lewat jalur lain.
Amir pun turun meninggalkan Jaka yang wajahnya nampak murung sejak
awal pendakian.
Di
Puncak yang berkabut tebal dan angin kencang makin menjadi, Jaka berteriak
sekerasnya. Dia lontarkan segala AMARAHNYA. “Yaaaa Allah…., salah apa akuuuuuu…”
teriak Jaka sambil menangis dan bersujud di tanah yang becek. Air matanya
bercampur dengan air hujan badai yang tiba-tiba turun dengan deras.
Cukup
lama Jaka terdiam disitu. Badannya menggigil kedinginan. Akhirnya dia tak kuat
dan memutuskan untuk turun lewat jalur lain. Sewaktu turun, badan Jaka masih
gontai, jiwanya entah berada di mana. Ketika melewati tebing curang berbatu dan
licin, Jaka terpeleset lalu jatuh ke dasar jurang dalam yang tertutup kabut.
Sejak itu Jaka tidak ditemukan.
Ranum
mencari-cari Jaka kemana-mana. Ke rumah orangtua Jaka, saudara-saudaranya, teman-temannya, dan kantor Jaka. Tapi tidak ada yang tahu. Ranum pun melaporkan ke polisi dan
minta bantuan orang pintar, hasilnya nihil.
Di
pojok rumah, Ranum terlihat memegang secarik kertas yang ditinggalkan Jaka di meja tempat tidur pada malam itu. Dia membaca kembali secarik kertas putih itu yang berbunyi: “Terimakasih Ranum, sudah dampingiku dengan baik selama ini… dari JAKA, suami bukan impianmu”. Ranum sudah tahu kalau Jaka pergi karena mendengar doa jeritan hatinya malam itu, namun dia sembunyikan rahasia itu sampai kini.
Sudah
2 tahun Ranum mencari Jaka tapi tidak ada kabar. Dia merasa ini karma yang harus
diterimanya karena selama ini tak pernah mencintai JAKA dan sudah
berselingkuh dalam hati dengan orang lain yakni Kahar, pria yang dicintai selama ini.
Entah
kenapa, sejak Jaka menghilang, Ranum baru terbayang kebaikan Jaka. Lambat laun tumbuh rasa terhadap Jaka. “Yaa Allah kenapa baru sekarang kau tanamkan
rasa ini, setelah suamiku pergi,” jerit Ranum dalam doa malam.
Kini
di hati Ranum ada dua ruang. Jika dulu ruang hatinya hanya terisi oleh KAHAR,
kekasih rahasianya. Satu ruang lagi buat JAKA suaminya yang sampai
kini belum diketahui keberadaannya.
Kendati begitu, Ranum masih belum mau berhenti berharap suatu hari nanti,
KAHAR-lah yang akan mengisi hari-harinya sampai dia menutup mata.