Berita Lagu puisi cerpen novel buku film profil

Selasa, 04 November 2014

Tak Berhenti Berharap

Lirik/lagu by: adji kembara tropis
Foto by: ridho




*Sekalipun RIBUAN kilometer harus ku tempuh
  Menggugah RASAMU
  Menyentuh RELUNGMU

**Sekalipun PULUHAN tahun harus menunggu.
    Hingga terbuka pintu hatimu untukkku.

Bridge:
Akan ku jalani
Pasti ku lampaui

Reff:
Tak berhenti BERHARAP, kau cintai diriku
Ku yakin suatu hari nanti, kau jadi milikku

Tak berhenti BERMIMPI, kau dampingi hidupku 
Melukis hari-hari sampai di ujung waktu…

Back to: *, **, reff 3X (naik satu oktaf)


*********************************
Cat.: Lagu bergenre popslow lirih ini terispirasi dari kisah nyata seorang perempuan bernama RANUM (38) yang sudah menikah dengan JAKA (42) dan dikaruniai 2 anak. Namun sebenarnya Ranum tak pernah mencintai Jaka sedikitpun. Sampai detik ini, dia masih mencintai KAHAR (40) dalam hatinya dan berharap KAHAR suatu saat yang mendampingi sisa hidupnya.

Rahasia terbesarnya itu dia pendam puluhan tahun. Sampai suatu malam usai Shalat Tahajud, Ranum mengadukan jeritan hatinya kepada Allah SWT dalam doa. Tanpa sepengetahuannya, Jaka yang baru pulang lembur kerja, mendengarkan doa tak biasa istri tercintanya itu. Bagai disambar petir di siang bolong, Jaka kaget setengah mati dan tak menyangka Ranum yang mendampinginya selama ini tak pernah mencintainya sedikitpun.

Singkat cerita, Jaka pergi mendaki gunung dengan membawa segenap luka hati. Dia didampingi AMIR (30) seorang pemandu, warga lokal. Cuaca buruk saat itu, angin kencang dari pos pertama. Jaka tetap memaksakan diri sampai di puncak pagi hari. Setibanya di puncak, Jaka meminta Amir pulang karena nanti dia akan turun lewat jalur lain. Amir pun turun meninggalkan Jaka yang wajahnya nampak murung sejak awal pendakian.

Di Puncak yang berkabut tebal dan angin kencang makin menjadi, Jaka berteriak sekerasnya. Dia lontarkan segala AMARAHNYA. “Yaaaa Allah…., salah apa akuuuuuu…” teriak Jaka sambil menangis dan bersujud di tanah yang becek. Air matanya bercampur dengan air hujan badai yang tiba-tiba turun dengan deras.

Cukup lama Jaka terdiam disitu. Badannya menggigil kedinginan. Akhirnya dia tak kuat dan memutuskan untuk turun lewat jalur lain. Sewaktu turun, badan Jaka masih gontai, jiwanya entah berada di mana. Ketika melewati tebing curang berbatu dan licin, Jaka terpeleset lalu jatuh ke dasar jurang dalam yang tertutup kabut. Sejak itu Jaka tidak ditemukan.

Ranum mencari-cari Jaka kemana-mana. Ke rumah orangtua Jaka, saudara-saudaranya, teman-temannya, dan kantor Jaka. Tapi tidak ada yang tahu. Ranum pun melaporkan ke polisi dan minta bantuan orang pintar, hasilnya nihil. 

Di pojok rumah, Ranum terlihat memegang secarik kertas yang ditinggalkan Jaka  di meja tempat tidur pada malam itu. Dia membaca kembali secarik kertas putih itu  yang berbunyi: “Terimakasih Ranum, sudah dampingiku dengan baik selama ini… dari JAKA, suami bukan impianmu”. Ranum sudah tahu kalau Jaka pergi karena mendengar doa jeritan hatinya malam itu, namun dia sembunyikan rahasia itu sampai kini.

Sudah 2 tahun Ranum mencari Jaka tapi tidak ada kabar. Dia merasa ini karma yang harus diterimanya karena selama ini tak pernah mencintai JAKA dan sudah berselingkuh dalam hati dengan orang lain  yakni Kahar, pria yang dicintai selama ini.

Entah kenapa, sejak Jaka menghilang, Ranum baru terbayang kebaikan Jaka. Lambat laun tumbuh rasa terhadap Jaka. “Yaa Allah kenapa baru sekarang kau tanamkan rasa ini, setelah suamiku pergi,” jerit Ranum dalam doa malam.

Kini di hati Ranum ada dua ruang. Jika dulu ruang hatinya hanya terisi oleh KAHAR, kekasih rahasianya. Satu ruang lagi buat JAKA suaminya yang sampai kini belum diketahui keberadaannya.  Kendati begitu, Ranum masih belum mau berhenti berharap suatu hari nanti, KAHAR-lah yang akan mengisi hari-harinya sampai dia menutup mata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar