Sinopsis & foto: adji kembara
Kisah para bujang & lajang mapan dan berumur yang menargetkan menikah secepat mungkin. Mereka taruhan target menikah sesuai kesepakatan. Namun sejumlah tragedi muncul, mereka terpisah dengan calon masing-masing. Mereka jatuh bangun mengejar jodoh. Bermacam kelucuan pun terjadi. Mendekati limit waktu yang ditentukan beberapa temannya mendapatkan jodoh lagi, sementara ada satu pria yang belum menemukannya. Dia berusaha dengan berbagai cara namun kandas. Di tengah kecemasan, rasa malu, dan keputusasaan, datang gadis yang justru selama ini menunggu cintanya. Gadis itulah jodohnya dari surga yang kerap dia acuhkan.
Jaka (34), Albert (33), Toni (32), Lisa (30), dan Santi (30) satu genk dan sudah memiliki pekerjaan yang mantap. Mereka biasa kumpul di kafe strategis sepulang kerja. Masing-masing punya pacar dan berencana mengakiri masa lajang. Mereka saling membanggakan pacar masing-masing. Tapi karena asyik dengan karier, pergaulan, dan gaya hidup mereka agak tak acuh dengan pernikahan.
Pacar mereka semua keren, cantik dan gagah. Kecuali pacar Jaka seorang gadis muda dari keluarga miskin. Orangtua masing-masing sudah memperingatkan mereka untuk segera menikah, apalagi adik-adik, teman-teman mereka sudah berkeluarga dan memiliki anak.
Pada suatu ketika mereka berjanji akan menikah 2 tahun ke depan. Jaka anak tunggal dan paling tua diantara genknya tapi karena baby face ia terlihat awet muda. Tingkah lakunya agak polos dan gampang percaya tapi baik Ia juga sering ditegur Jihan, ibunya yang cerewet menegurnya untuk segera menikah. Jaka berjanji akan menikah paling lambat usia 36 tahun. Karena merasa sudah punya pacar yang setia mereka tenang-tenang saja. Tinggal menunggu Hari Bahagia.
Tapi beberapa bulan menjelang limit waktu yang disepakati, tiba-tiba petaka datang. Jaka diputuskan Mawar karena dijodohkan orangtua dengan seorang pengusaha demi sekolah adik-adiknya. Albert ditinggal mati Leni yang tewas kecelakaan pesawat, Toni disakiti Patricia karena harus kuliah ke luar negeri. Lisa memilih putus karena ternyata Alex yang macho seorang gay, dan Santi juga memutuskan Hans karena ternyata co kampung yang berpakaian necis itu gigolo dan matre.
Mereka panik dan cemas, tapi mereka berusaha menutupi masalah sebenarnya. Timbulah kekocakan2 dari tingkah mereka. Ada yang mencari jodoh lewat biro jodoh, chatting di internet dan ketemuan tapi justru antara Jaka dengan Santi, ikut milis lalu pergi bersama-sama, dijodohkan orangtua/teman tapi tidak ada yang cocok.
Saat mencari jodoh itu mereka kadang bertemu tapi tetap berpura-pura seolah tidak terjadi apa-apa. Akhirnya Albert, Toni, Lisa, dan Santi menemukan jodohnya dan menikah 2 bulan sebelum limit waktu.
Tinggallah Jaka yang masih jomblo dan terus berjuang menjari jodoh. Akhirnya ia jujur sama genknya. Genknya berusaha membantu tapi tidak ada yang cocok. Jaka akhirnya menyendiri ke kafe langganannya. Di sana ia kembali bertemu dengan Melati, gadis agak pendiam dan berpakaian gaya lama yang sejak lama menaruh hati kepada Jaka. Hobinya menulis diary. Melati tak sengaja mendengar perjanjian genk Jaka.
Ketika Jaka bingung, Melati berusaha membantu. Di kafe terdengar lagu original soundtrack film ini yang dinyanyikan band berjudul Jodoh dari Surga. Melati bekerja sebagai pramusaji di kafe itu, ia bersahabat dekat dengan Jefry, fotografer. Melati kadang dipandang sebelah mata oleh genk Jaka terutama oleh Santi. Tapi Melati tak peduli, salah satu alasan dia betah karena bisa tetap bertemu Jaka. Bahkan ia pernah menolong Santi yang hendak diperkosa oleh Hans untuk balas dendam karena diputuskan Santi. Sejak itu Santi berlaku baik dengan Melati. Sebenarnya Jaka tidak punya perasaan dengan Melati apalagi ketika itu ia punya pacar dan Melati dikiranya juga berpacaran dengan Jefry, ia anggap lalu dan cuek saja.
Ditengah kecemasan, kegalauan menjelang hari-hari terakhir. Ibu Jaka jatuh sakit, dan Jaka difitnah menyimpan narkoba. Jaka ditangkap. Ia panik dan terus melihat kalender. Saat itulah Melati datang membantunya, karena Melati dan Jefry mengetahui siapa yang menaruh ganja itu di mobil Jaka. Ketika itu Jefry lewat di kafe itu, ia mencurigai seseorang yang menaruh bungkusan ke mobil Jaka saat ada rahazia polisi. Foto itulah yang menjadi bukti, sehingga Jaka bebas dari tuntutan.
Jaka mengucapkan terima kasih kepada Jefry dan Melati. Jaka segera ke rumah sakit menjenguk ibunya. Di sana ternyata ada Melati. Kata ibu Jaka, selama ini Melati yang kerap menjenguknya. Jaka kaget dan kembali berterimakasih. Ketika Melati mau pulang dari rumah sakit, buku hariannya tertingal dan Jaka membacanya. Di buku itu, Melati menulis pemuda berinisial “J” adalah jodohnya dari surga yang selama ini ia cintai. Andai ia tidak bisa menjadi mendapatkan cintanya, ia tidak akan kecewa dan akan tetap mencintainya dan membantunya semampunya. Di buku itu ternyata Melati tidak pernah berpacaran dengan Jefry, ia menganggapnya sahabat. Lalu siapakah pemuda berinisial “J”?
Jaka langsung terbayang dengan kebaikan dan perhatian Melati selama ini. Betapa bodohnya dia tidak menyadarinya. Ketika Melati pulang dari rumah sakit, Jaka segera berlari menghampirinya. Dia berikan buku harian itu. Melati menerimanya kemudian pergi. Jaka masih ragu, tapi wajah Melati kembali terbayang. Jaka bertemu dengan Jefry yang mengatakan sesuatu kepada Jaka. Saat Melati menunggu bus sambil menangis, datang Jaka tanpa diketahuinya sambil bertanya: “Benarkah pemuda yang berinisial “J” itu aku?” Kedua mata Melati berkaca-kaca dan dia diam. “Sebenarnya selama ini aku juga mencintaimu, maafkan aku”, kata Jaka. Melati menitikkan air mata. Sehari menjelang tahun baru batas limit waktu, Jaka dan Melati akhirnya menikah. “Kau jodohku berinisial “J” dari dulu”, kata Melati. “Kau jodohku dari surga, seperti lagu yang dinyanyikan band di kafemu,” balas Jaka usai menikmati malam pertamaJ.
*** The End***
Jodoh Berinisial “J”
Sinopsis untuk Film Drama Komedi Romantis
Lokasi: Café, Pusat Perbelanjaan Elit, Perkantoran di Jakarta
Cerita, Sinopsis, Penulis Skenario, & Original Soundtrack: Adji
Tidak ada komentar:
Posting Komentar